TUGAS SEMESTER 1
Senin, 28 Desember 2020
Sabtu, 28 November 2020
BAB I
PERCOBAAN 12
KARAKTER BERJALAN MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT COMMON ANODA
1. Tujuan : Agar Bintara Mahasiswa mampu
mempraktekkan tampilan karakter berjalan NRP siswa menggunakan seven segment common anoda.
2. Alat dan Bahan :
a. Seven
Segmen Common Anoda; dan
b. Powersupply.
3. Dasar teori :
a. Pengertian-pengertian.
1) Astable Multivibrator 555 (IC 555)
IC 555 dapat digunakan untuk membuat
osilator Astabil berjalan bebas (free-running) untuk terus menghasilkan pulsa
gelombang persegi.
IC 555 Timer dapat dihubungkan baik dalam mode
Monostabil nya sehingga menghasilkan timer presisi dari durasi waktu yang
tetap, atau dalam mode Bistabil untuk menghasilkan sebuah Flip-flop tindakan
jenis switching. Tetapi kita juga dapat menghubungkan IC 555 timer dalam
mode Astabil untuk menghasilkan rangkaian IC 555 Osilator yang
sangat stabil untuk menghasilkan bentuk gelombang free-running yang sangat
akurat yang frekuensi outputnya dapat disesuaikan melalui rangkaian
RC yang terhubung secara eksternal yang terdiri dari hanya dua Resistor dan
sebuah Kapasitor.
IC 555 Osilator adalah jenis lain dari osilator relaksasi untuk
menghasilkan bentuk gelombang persegi stabil gelombang output baik frekuensi
tetap hingga 500kHz atau dari berbagai siklus kerja dari 50 hingga 100%. Dalam
tutorial IC
555 Timer sebelumnya kita melihat bahwa rangkaian Monostabil menghasilkan pulsa
one-shot output tunggal ketika dipicu pada input pemicu pin 2-nya.
Sedangkan rangkaian IC 555 Monostabil berhenti
setelah waktu yang ditentukan menunggu pulsa pemicu berikutnya untuk memulai
lagi, untuk menghasilkan Osilator IC 555 untuk beroperasi sebagai multivibrator
astabil, perlu untuk terus-menerus memicu kembali IC 555 setelah setiap waktu
siklus.
Pemicuan ulang ini pada dasarnya dicapai dengan
menghubungkan input pemicu (pin 2) dan input ambang (pin 6) bersama-sama,
sehingga memungkinkan perangkat untuk bertindak sebagai osilator astabil.
Kemudian Osilator IC 555 tidak memiliki keadaan stabil karena terus-menerus
beralih dari satu kondisi ke kondisi lainnya. Juga resistor timing tunggal dari
rangkaian multivibrator Monostabil sebelumnya telah dipecah menjadi dua
resistor terpisah, R1 dan R2 dengan sambungannya terhubung ke input pengosongan
(pin 7) seperti yang ditunjukkan di bawah ini.
Rangkaian Dasar Osilator IC 555 Astabil
Dalam rangkaian Osilator IC 555 di
atas, pin 2 dan pin 6 dihubungkan bersama-sama memungkinkan rangkaian untuk
memicu kembali dirinya sendiri pada setiap siklus yang memungkinkannya untuk
beroperasi sebagai osilator free-running. Selama setiap siklus kapasitor, C
mengisi melalui kedua resistor waktu, R1 dan R2 tetapi melepaskan dirinya
sendiri hanya melalui resistor, R2 karena sisi lain dari R2 terhubung ke
terminal pelepasan, pin 7.
Kemudian kapasitor mengisi hingga 2/3Vcc (batas
pembanding atas) yang ditentukan oleh kombinasi 0.693 (R1 + R2) C dan
melepaskannya sendiri ke 1/3Vcc (batas pembanding yang lebih rendah) yang
ditentukan oleh 0.693 (R2*C) kombinasi. Ini menghasilkan bentuk gelombang
Output yang level voltasenya kira-kira sama dengan Vcc - 1.5V dan yang periode
output "ON" dan "OFF" ditentukan oleh kombinasi kapasitor
dan resistor. Oleh karena itu, waktu individual yang diperlukan untuk
menyelesaikan satu siklus pengisian dan pengosongan output diberikan sebagai:
Waktu Pengisian dan Pengosongan Osilator IC 555
Astabil
t1 = 0.693 (R1 + R2).C
dan
t2 = 0.693 x R2 x C
Di
mana, R di Ω dan C di Farad.
Ketika terhubung sebagai Multivibrator
Astabil,
output dari IC 555 Osilator akan terus mengisi dan
mengosongkan tanpa batas antara 2/3Vcc dan 1/3Vcc hingga catu daya dilepas. Seperti multivibrator
Monostabil,
waktu pengisian dan pengosongan ini dan karenanya frekuensinya tidak tergantung
pada tegangan supply.
Oleh karena itu, durasi satu siklus waktu penuh
sama dengan jumlah dari dua kali masing-masing kapasitor yang mengisi dan
melepaskan kapasitor bersama-sama dan diberikan sebagai:
Siklus Waktu Osilator IC 555
T = t1 + t2 =
0.693(R1 +2R2).C
Frekuensi
output dari osilasi dapat ditemukan dengan membalikkan persamaan di atas untuk
total waktu siklus yang memberikan persamaan akhir untuk frekuensi output dari
Osilator IC 555 Astabil sebagai:
Persamaan Frekuensi Osilator IC 555
Dengan mengubah konstanta waktu dari salah satu
kombinasi RC, Siklus Kerja yang lebih dikenal sebagai "Mark-to-Space"
rasio bentuk gelombang Output dapat diatur secara akurat dan diberikan sebagai
rasio resistor R2 ke resistor R1. Siklus kerja untuk Osilator IC 555, yang
merupakan rasio waktu "ON" dibagi dengan waktu "OFF"
diberikan oleh:
Siklus Kerja Osilator IC 555
Siklus kerja tidak memiliki unit karena
merupakan rasio tetapi dapat dinyatakan sebagai persentase (%). Jika kedua
resistor waktu, R1 dan R2 nilainya sama, maka siklus kerja Output akan menjadi
2:1 yaitu, 66% waktu ON dan 33% waktu OFF sehubungan dengan periode.
Siklus Kerja Osilator IC 555 (yang ditingkatkan)
Dengan menghubungkan
dioda, D1 antara pemicu input dan debit input, kapasitor waktu akan sekarang
mengisi langsung melalui resistor R1 saja, karena resistor R2 secara efektif
korsleting oleh dioda. Kapasitor keluar seperti biasa melalui resistor, R2.
Dioda tambahan,
D2 dapat dihubungkan secara seri dengan resistor pengosongan, R2 jika
diperlukan untuk memastikan bahwa kapasitor timing hanya akan mengisi melalui
D1 dan tidak melalui jalur paralel R2. Ini karena selama proses pengisian dioda
D2 terhubung dalam reverse bias yang menghalangi aliran arus melalui dirinya
sendiri.
Sekarang waktu
pengisian sebelumnya t1 = 0.693 (R1 + R2) C dimodifikasi
untuk memperhitungkan rangkaian pengisian baru ini dan diberikan sebagai: 0.693
(R1 x C). Siklus kerja karena itu diberikan sebagai D = R1/(R1 + R2). Kemudian
untuk menghasilkan siklus kerja kurang dari 50%, resistor R1 harus lebih kecil
dari resistor R2.
Meskipun rangkaian
sebelumnya meningkatkan siklus kerja bentuk gelombang output dengan mengisi
kapasitor timing, C1 melalui kombinasi R1 + D1 dan kemudian mengeluarkannya
melalui kombinasi D2 + R2, masalah dengan pengaturan rangkaian ini adalah bahwa
rangkaian osilator IC 555 menggunakan tambahan komponen, yaitu dua dioda.
Kami dapat
meningkatkan ide ini dan menghasilkan bentuk gelombang output gelombang persegi
tetap dengan siklus kerja 50% yang tepat dengan sangat mudah dan tanpa perlu
tambahan dioda dengan hanya memindahkan posisi resistor pengisian daya, R2 ke
output (pin 3) sebagai ditampilkan.
Siklus Kerja Osilator 50% Astabil
Osilator IC 555
sekarang menghasilkan siklus kerja 50% sebagai kapasitor timing, C1 sekarang
mengisi dan melepaskan melalui resistor yang sama, R2 daripada pemakaian
melalui pin debit timer 7 seperti sebelumnya. Ketika output dari osilator IC 555
adalah TINGGI, kapasitor mengisi melalui R2 dan ketika outputnya RENDAH, ia
dikeluarkan melalui R2. Resistor R1 digunakan untuk memastikan bahwa kapasitor
mengisi penuh hingga nilai yang sama dengan tegangan supply.
Namun, karena
kapasitor mengisi dan mengosongkan melalui resistor yang sama, persamaan di
atas untuk frekuensi output osilasi harus dimodifikasi sedikit untuk
mencerminkan perubahan rangkaian ini. Maka persamaan baru untuk 50% Osilator IC
555 Astabil diberikan sebagai:
Persamaan Frekuensi Siklus Kerja 50%
Perhatikan bahwa
resistor R1 harus cukup tinggi untuk memastikan tidak mengganggu pengisian
kapasitor untuk menghasilkan siklus kerja 50% yang diperlukan. Juga mengubah
nilai kapasitor timing, C1 mengubah frekuensi osilasi dari rangkaian Astabil.
2) IC 4017
IC 4017 adalah suatu rangkaian terpadu yang
berfungsi sebagai decade counter (Penghitung interval). Maksud dari decade
counter yakni dapat merubah salah satu output menjadi berlogika tinggi secara
bergantian dari output 0 hingga ke output 9 sehingga total output rangkaian ini
berjumlah sepuluh buah dengan total pin/kaki sebanyak 16 dan memiliki fungsinya
masing masing. IC 4017 sendiri dikendalikan dengan clock atau pulsa (gelombang
kotak) yang nantinya akan menentukan kecepatan perpindahan output dari IC 4017
itu sendiri. semakin tinggi frekuensi dari clock yang dimasukan ke kaki 14 pin
ic 4017, maka akan semakin cepat pula perpindahan logika dari output IC
tersebut. Agar IC 4017 ini dapat berkerja sebagai mana mestinya, tentunya
diperlukan rangkaian tambahan. Rangkaian tambahan tersebut adalah rangkaian
clock yang menggunakan IC NE555. IC 4017 ini memiliki banyak kegunaaan,
diantaranya sebagai decade counter, counter (penghitung), flip-flop, timer, dan
lain-lain.
Pin
1 : Berfungsi sebagai output/keluaran
5
Pin
2 : Output keluaran
urutan 1
Pin
3 : Output keluaran 0
Pin
4 : Output keluaran 2
Pin
5 : Output keluaran 6
Pin
6 : Output Keluaran 7
Pin
8 : Sebagai ground,
atau supply tegangan 0 volt
Pin
9 : Output keluaran 8
Pin 10 : Output keluaran 4
Pin 11 : Output keluaran 9
Pin 12 : Carry OutUntuk fungsi carry out sendiri yakni
untuk menambahkan jumlah output pada IC selanjutnya. Jadi misalkan ingin
menambahkan lebih dari 10 output maka harus menambahkan IC dengan
cara pin 12 Carry out IC 4017 dihubungkan ke pin 14 IC 4017 yang lainnya. Namun
berdasarkan yang saya baca pada salah satu website, jika kita menggunakan pin
12 carry out ini, maka nilai clock akan 10 kali lebih lambat dari sebelumnya.
Pin 13, Enable Input, biasa juga disebut dengan
clock enable. Fungsinya yakni untuk mengaktifkan jalannya clock ke IC 4017 jika
diberi tegangan negatif. Namun jika anda beri tegangan positif maka clcok yang
dijalankan akan dijeda atau di-pause. Untuk itulah pada rangkaian running led,
pin 13 sering dihubungkan ke terminal ground.
Pin 14, Clock Input. Fungsinya sebagai
masukan clock dan biasanya clock dibuat menggunakan IC NE 555. Pergeseran
logika tinggi pada IC 4017 ini ditentukan berdasarkan masukan pin 14 IC ini
Pin 15, Reset. Seperti namanya fungsi reset sendiri adalah untuk
mereset atau mengatur ulang kerja dari IC 4017 ini sehingga pergeseran logika
pada output IC 4017 ini akan dimulai lagi dari output 0. Jika pin reset diberi
tegangan postif atau logika tinggi, maka output 0 IC 4017 ini akan berlogika
tinggi dan kesembilan output lainnya akan berlogika 0 atau rendah. Namun jika
diberi tegangan negatif, maka pin reset akan nonaktif.
Pin 16, VCC. Sebagai masukan tegang Positif. Untuk IC 4017 ini,
akan berkerja jika pin 16 diberi tegangan antara +3 Volt DC
hingga +15 Volt DC.
3) Seven
Segment
Seven
Segment Display (7 Segment Display) dalam
bahasa Indonesia disebut dengan Layar Tujuh Segmen adalah komponen
Elektronika yang dapat menampilkan angka desimal melalui kombinasi-kombinasi
segmennya. Seven Segment Display pada
umumnya dipakai pada Jam Digital, Kalkulator, Penghitung atau Counter Digital,
Multimeter Digital dan juga Panel Display Digital seperti pada Microwave Oven
ataupun Pengatur Suhu Digital . Seven Segment Display pertama
diperkenalkan dan dipatenkan pada tahun 1908 oleh Frank. W. Wood dan mulai
dikenal luas pada tahun 1970-an setelah aplikasinya pada LED (Light Emitting
Diode).
Seven
Segment Display memiliki 7 Segmen dimana
setiap segmen dikendalikan secara ON dan OFF untuk menampilkan angka yang
diinginkan. Angka-angka dari 0 (nol) sampai 9 (Sembilan) dapat ditampilkan
dengan menggunakan beberapa kombinasi Segmen. Selain 0 – 9, Seven Segment Display juga dapat menampilkan Huruf
Hexadecimal dari A sampai F. Segmen atau elemen-elemen pada Seven Segment
Display diatur menjadi bentuk angka “8” yang agak miring ke kanan dengan tujuan
untuk mempermudah pembacaannya. Pada beberapa jenis Seven Segment Display,
terdapat juga penambahan “titik” yang menunjukan angka koma decimal.
Terdapat beberapa jenis Seven Segment Display,
diantaranya adalah Incandescent bulbs, Fluorescent lamps (FL), Liquid Crystal
Display (LCD) dan Light Emitting Diode (LED).
LED 7
Segmen (Seven Segment LED)
Salah
satu jenis Seven Segment Display yang sering digunakan oleh para penghobi
Elektronika adalah 7 Segmen yang menggunakan LED (Light Emitting Diode) sebagai
penerangnya. LED 7 Segmen ini umumnya memiliki 7 Segmen atau elemen garis
dan 1 segmen titik yang menandakan “koma” Desimal. Jadi Jumlah keseluruhan
segmen atau elemen LED sebenarnya adalah 8. Cara kerjanya pun boleh dikatakan
mudah, ketika segmen atau elemen tertentu diberikan arus listrik, maka Display
akan menampilkan angka atau digit yang diinginkan sesuai dengan kombinasi yang
diberikan.
Terdapat
2 Jenis LED 7 Segmen, diantaranya adalah “LED 7 Segmen common Cathode” dan “LED
7 Segmen common Anode”.
LED 7
Segmen Tipe Common Cathode (Katoda)
Pada LED 7 Segmen jenis Common Cathode (Katoda), Kaki Katoda pada semua segmen LED adalah terhubung menjadi 1 Pin, sedangkan Kaki Anoda akan menjadi Input untuk masing-masing Segmen LED. Kaki Katoda yang terhubung menjadi 1 Pin ini merupakan Terminal Negatif (-) atau Ground sedangkan Signal Kendali (Control Signal) akan diberikan kepada masing-masing Kaki Anoda Segmen LED.
LED 7
Segmen Tipe Common Anode (Anoda)
Pada LED 7 Segmen jenis Common Anode (Anoda), Kaki Anoda pada semua segmen LED adalah terhubung menjadi 1 Pin, sedangkan kaki Katoda akan menjadi Input untuk masing-masing Segmen LED. Kaki Anoda yang terhubung menjadi 1 Pin ini akan diberikan Tegangan Positif (+) dan Signal Kendali (control signal) akan diberikan kepada masing-masing Kaki Katoda Segmen LED.
Prinsip
Kerja Dasar Driver System pada LED 7 Segmen
Berikut ini adalah Blok Diagram Dasar untuk mengendalikan LED 7 Segmen :
Blok
Dekoder pada diagram diatas mengubah sinyal Input yang diberikan menjadi 8
jalur yaitu “a” sampai “g” dan poin decimal (koma) untuk meng-ON-kan segmen
sehingga menghasilkan angka atau digit yang diinginkan. Contohnya, jika output
dekoder adalah a, b, dan c, maka Segmen LED akan menyala menjadi angka “7”.
Jika Sinyal Input adalah berbentuk Analog, maka diperlukan ADC
(Analog to Digital Converter) untuk mengubah sinyal analog menjadi Digital
sebelum masuk ke Input Dekoder. Jika Sinyal Input sudah merupakan Sinyal
Digital, maka Dekoder akan menanganinya sendiri tanpa harus menggunakan ADC.
Fungsi
daripada Blok Driver adalah untuk memberikan arus listrik yang cukup kepada
Segmen/Elemen LED untuk menyala. Pada Tipe Dekoder tertentu, Dekoder sendiri
dapat mengeluarkan Tegangan dan Arus listrik yang cukup untuk menyalakan Segmen
LED maka Blok Driver ini tidak diperlukan. Pada umumnya Driver untuk menyalakan
7 Segmen ini adalah terdiri dari 8 Transistor Switch pada
masing-masing elemen LED.
Tabel
Pengaktifan Seven Segment Display
ANGKA |
h |
g |
f |
e |
d |
c |
b |
a |
0 |
0 |
0 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
1 |
1 |
0 |
2 |
0 |
1 |
0 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
3 |
0 |
1 |
0 |
0 |
1 |
1 |
1 |
1 |
4 |
0 |
1 |
1 |
0 |
0 |
1 |
1 |
0 |
5 |
0 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
0 |
1 |
6 |
0 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
0 |
1 |
7 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
1 |
1 |
1 |
8 |
0 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
9 |
0 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
1 |
Catatan
:
1 =
ON (High)
0 = OFF (Low)
4. Langkah Langkah Percobaan.
a. Penyiapan alat dan komponen yang
digunakan untuk percobaan.
b. Melaksanakan pembuatan rangkaian seven
segmen common anoda :
1) Buka
aplikasi livewire.
2) Buatlah
rangkaian menggunakan astable multivibrator.
3) Kemudian
rangkaian astable multivibrator dihubungkan dengan rangkaian seven segment
menggunakan IC 4017.
5. Analisa Rangkaian :
Pada rangkaian
tank cirucit multivibrator astabil dengan IC 555 diperlukan dua resistor dan
dua buah kapasitor. Kemudian untuk merangkai tank circuit tersebut resistor R1
dihubungkan antara +VCC dan terminal discharger (pin 7). Resistor R2
dihubungkan antara pin 7 dengan terminal treshod (pin 6). Kapasitor dihubungkan
antara pin treshold dan ground. Triger (pin 2) dan input treshold (pin 6)
dihubungkan menjadi satu. Pada saat sumber tegangan pertama kali diberikan,
kapasitor akan terisi melalui R1 dan R2 . Ketika tegangan pada pin 6 ada naik
di atas dua pertigaVCC, maka terjadi perubahan kondisi pada komparator 1. Ini
akan me-reset flip-flop dan outputnya akan berubah ke positif. Keluaran (pin 3)
berubah low dan basis Q1 mendapat bias maju. Q1 mengosongkan muatan C lewat R2
ke ground. Bentuk Output Astabil Multivibrator IC 555 Ketika tegangan pada
kapasitor C turun sampai di bawah sepertigaVCC, ini akan memberikan energi ke
komparator 2. Antara triger (pin 2) dan pin 6 masih terhubung bersama.
Komparator 2 menyebabkan tegangan positif pada input set dari flip-flop dan
memberikan output negatif. Output (pin 3) akan berubah ke harga +VCC dan
terjadi proses pengosongan melalui (pin7). Kemudian C mulai terisi lagi ke
harga VCC melalui R1 dan R2. Kapasitor C akan terisi dengan harga berkisar antara
sepertiga dan dua pertiga VCC. Frekuensi output astable multivibrator
dinyatakan sebagai f = 1/T . Ini menunjukkan sebagai total waktu yang
diperlukan untuk pengisian dan pengosongan kapasitor C. Waktu pengisian
ditunjukkan oleh jarak t1 dan t3. Waktu pengosongan diberikan oleh t2 dan t4.
Frekuensi kerja astabil multivibrator dengan IC 555 diatas dapat dirumuskan
secara matematis sebagai berikut : Nilai resistansi R1 dan R2 sangat penting
untuk pengoperasian astable multivibrator. Jika R2 lebih dari setengah harga R1,
rangkaian tidak akan berosilasi. Harga ini menghalangi sinyal triger turun dari
harga dua pertiga VCC ke sepertigaVCC. Ini berarti IC tidak mampu untuk memicu
kembali secara mandiri atau tidak siap untuk operasi berikutnya.
6. Kesimpulan
Berdasarkan rangkaian di atas, pada rangkaian astabil multivibrator dengan IC
555 diperlukan dua resistor dan dua kapasitor. Kemudian resistor R1, R2, dan
kapasitor C1 dihubungkan dengan +VCC. Pin 4 dan pin 8 dihubungkan ke Vcc,
kemudian pin 7 dihubungkan antara R1 dan R2. Kapasitor dihubungkan antara R2
dan ground. Pin 2 dan pin 6 dihubungkan menjadi satu. Pada saat sumber tegangan
pertama kali diberikan, kapasitor akan terisi melalui R1 dan R2. Sehingga
mengakibatkan nyala LED mengalami siklus hidup mati secara bergantian. Semakin
besar hambatan maka pergantian hidup dan mati LED semakin lama, sedangkan
semakin kecil hambatan maka perubahan nyala LED semakin cepat. Rangkaian yang
menggunakan seven segment dihubungkan ke IC 4017. Nyala lampu pada seven
segment akan secara bergantian hidup mati sesuai masukan pada IC 4017.
-
BAB I PERCOBAAN 5 RANGKAIAN LED MENYALA BERJALAN MENGGUNAKAN ARDUINO UNO 1. Tujuan : Agar B i...
-
BAB I PERCOBAAN 4 RANGKAIAN MENGGUNAKAN RELAY DAN SWITCH 1. Tujuan : Agar B intara Maha siswa mampu memp...